Surat Intelektual Untuk Anakku, Ken.

 


Hai Ken, mama buat ini untuk kamu baca di kemudian hari.

Banyak kisah hidup yang ingin mama ceritakan dari awal hingga saat ini. Tapi begitu panjang dan rumit untuk diuraikan menjadi poin-poin penting yang harus kamu ketahui. Semua cerita mau itu kelam ataupun baik, semua bermuara ke satu lembah bernama lembah kasih sayang, dimana sumber nya berasal dari pancaran cinta mama untuk Ken. Apa yang mama pilih dan sudah lalui sepanjang ini merupakan pilihan dan jalan yang berbeda dari pola-pola umum yang terjadi di masyarakat sekitar kita. Tapi bukan berarti mama menyombongkan diri telah memilih jalan ini, mama sangat yakin dan pahami bahwa tiap orang selalu memiliki jalannya sendiri-sendiri untuk menempuh ke tujuan yang mereka bangun. Tetapi nak, pahamilah dengan hati, dengan intuisi juga berbalut luasnya wawasan serta jernihnya logika bahwa kamu akan menemui pola-pola umum yang terjadi di sekeliling kita. Dibutuhkan kematangan ilmu serta kejelian dalam merasa untuk melihat dan memahami kondisi yang umum terjadi di sekeliling kita. Alurnya nak, Ketika kita terus mengasah kemampuan tersebut, mulai dari melatih, memahami, dilatih terus menerus, hingga akhirnya terbangun sebuah sikap yang mengarah kepada “live with your own way”. Dimana kita sudah berani mengambil jalan yang penuh resiko, penuh tantangan, di sisi lain juga penuh dengan pembelajaran yang begitu mahal harganya.

Nak, pahamilah bahwa dunia sebenarnya tidak harus terjadi sebagai mestinya atau kita mewajarkan hal-hal di sekeliling kita terjadi. Kita bisa berbeda pendapat terhadap pendapat mayoritas, kita bisa memilih menjadi berwarna di kala yang lain terlihat hitam putih, dan sekalipun sekeliling kita berwarna kita mampu memilih warna yang berbeda dari yang lain. Semua perlu usaha yang diboncengi kegigihan untuk memperjuangkan apa yang sedang kita tuju. Ketahuilah bahwa begitu banyak cara pandang di dunia ini. Meskipun demikian bukan berarti mama mengajarkanmu untuk menyetujui semua cara pandang yang telah kamu ketahui. Maksud mama nak, sadarilah cara pandang yang telah Ken ketahui, setelah itu untuk mengambil sikap atas suatu fenomena dengan cara pandang yang berbeda-beda diperlukan value dan prinsip hidup yang sudah mengakar. Cara pandang pun akan memanipulasi kita dalam mengambil keputusan jika kita tidak memiliki titik balik atas semua yang kita ketahui, Nak. Dalam hal ini maksud mama adalah pedoman. Sikap yang kita ambil bisa jadi referensi dari pedoman yang selama ini kita lahap sebagai ilmu pengetahuan.

Dan mengenai cara pandang, mama ingin membagikan cara mama berpikir dan memandang apa yang sudah mama lalui terhadap jalan yang mama pilih. Singkat saja, namun sarat akan diksi-diksi yang perlu usaha lebih dalam memahaminya.

Kehadiranmu di dunia merupakan sebuah kesalahan bagi mereka yang memiliki standar mengikuti aturan umum di sekelilingnya. Namun, sebuah anugrah untuk mama yang memilih untuk mengatur standar sendiri dalam hal penilaian terhadap suatu kejadian. Mama jelaskan di sini bahwa ada yang bernama labelling dan stigma, jika nanti kamu belajar ilmu pengetahuan sosial bernama Sosiologi, kamu akan belajar tingkat dasar mengenai labelling dan bagaimana cara kerjanya di masyarakat kita. Contoh yang bisa mama berikan untuk kamu pahami adalah mama sendiri. Ada dua label yang berisikan penilaian Nak, “baik” dan buruk”. Izinkan mama menjelaskan bagaimana kedua label tersebut dapat bekerja di masyarakat kita. Mengenai label baik, mama memakai framework atau aturan dasar dalam bersikap sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat yang merupakan terbangun dari kesepakatan orang-orang dengan indikator yang mereka buat sendiri untuk menilai sesuatu bahwa sesuatu itu baik, mama beri contoh dari indikator-indikator yang terlihat umum; jika seseorang manut terhadap aturan yang berlaku tanpa mempertimbangkan kondisi yang sedang terjadi alias tidak fleksibel, maka sikap seseorang tersebut dilabeli ‘baik’, atau sebuah indikator yang dibebankan kepada kaum perempuan, Nak seperti contoh, jika wanita tertawa pelan tanpa terbahak-bahak, ayu dalam berjalan, nurut dengan orang-orang, berpakaian tertutup, atau sesuatu yang wanita itu tampilkan semua lurus-lurus aja alias hidup berada di dalam zona nyaman menurutnya, maka semua hal itu dilabeli ‘baik’ oleh masyarakat tertentu. Berikutnya, label ‘buruk’, pada label ini framework yang mama pakai juga masih sama, berdasarkan norma yang berlaku. Jika wanita pulang malam, maka itu buruk. Jika berpakaian terbuka, maka itu buruk. Bahkan jika wanita hamil di luar nikah SEKALIPUN memilih untuk mendidik anak tersebut sepenuh hati, dengan cinta dan mulai membangun kembali hidupnya, label yang diberikan tetaplah buruk Nak. Tidak ada lagi ruang yang tersisa berlabelkan ‘baik’ pada wanita-wanita yang bernasib seperti itu. Mama menjelaskan bagaimana cara kerja masyarakat kita menilai atau melabeli ‘baik’ dan ‘buruk’ dalam berperilaku atau dalam Sosiologi hal tersebut dikenal dengan nama Kontrol Sosial. Dari sepenggal penjelasan tersebut, mama menyarankan untuk mampu dalam hal mengumpulkan informasi agar dapat kamu olah menjadi indikator jika kamu berupaya menilai seseorang. Karena seperti yang mama bilang di awal, Nak, bahwa sesuatu yang berbeda pada umumnya memerlukan wawasan yang luas, hati yang lapang, dan juga kegigihan. Aspek yang paling penting di sini adalah keilmuan. Penjelasan mama mengarahkan kamu bahwa untuk menilai seseorang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Apa mama perlu menjabarkan alasannya kenapa tidak mudah? Baiklah, pahami dan cerna poin-poin berikut ya Nak.

1.  Waktu. Intensitas waktu yang dihabiskan tidak 24 jam. Ken memiliki kehidupan pribadi dengan banyaknya urusan. Bisa jadi yang Nampak dari kehidupan seseorang yang ingin kita nilai, Nak, hanya sekilas tanpa kita ketahui lebih dalam. Pertanyaan berikutnya dari poin ini JIKA kita bersikeras untuk melabeli atau menilai seseorang adalah apakah kita akan kuat untuk menampung alur kisah hidupnya jika kita seniat itu untuk menelusuri lebih dalam sebenarnya apa yang orang itu sudah perbuat? Kalau kamu masih merespon curhat temenmu sesingkat, “sabar aja ya,” pikirkanlah baik-baik sikapmu untuk menilai seseorang ya Nak. Karena menampung cerita saja tidak kuat, apakah kita miliki kapasitas yang mumpuni untuk menilai kehidupan seseorang?

2.   Usaha. Spontan dan proses. Ketika penilaian mudah diucapkan oleh segelintir masyarakat atau bahkan individu, hal tersebut dilakukan karena respon spontan serta malas untuk menelusuri lebih dalam, balik ke poin pertama pada paragraf terakhir ya Nak.

3.    Apatis. Tidak peduli juga menjadi satu hal penting karena mayoritas hanya melihat titik hitam kecil di atas satu lembar putih yang luas.

Dari ketiga poin itu memang terdengar bukan seperti alasan, tapi sebuah poin yang bermuara kepada pertanyaan, “Apakah memang kita memiliki kualitas personal seperti itu sehingga menjadi dorongan mengapa mudah untuk menghakimi orang lain?”

Berikutnya yang mama ingin kamu ketahui adalah bahwa dunia ini tidak selamanya hitam putih meskipun pada kenyataannya seperti itu. Akan ada mayoritas dan minoritas. Dulu yang mama pahami Ketika mendengar ‘mayoritas’ atau ‘minoritas’ mengarah kepada konteks sensitif, SARA, terkait agama. Agama mayoritas atau minoritas. Namun, sekarang konotasi ‘mayoritas’ atau ‘minoritas’ memiliki perkembangan yang lebih luas. Sebagai contoh ketika kita mengetahui kebenaran, mengetahui sesuatu yang benar, memiliki framework yang berbeda dari dimana tempat kita tinggal, itu bisa disebut minoritas. Ada pandangan mayoritas, ada pandangan minoritas. Sedikit mama jelaskan mengapa ada yang namanya pandangan mayoritas adalah mereka butuh satu patokan untuk mengklarifkasi kebenaran baik berupa infomasi yang didapat, jalan hidup yang ditempuh, hingga sespesifik sikap yang harus diambil terhadap situasi tertentu. Seperti contoh, Ken akan menemukan di dunia pendidikan, ada kelompok minoritas yang berani mengacungkan tangan ketika guru sedang menjelaskan itu dinilai buruk karena tidak sopan sedangkan banyak murid yang tidak paham materi atau memiliki pertanyaan namun mereka semua diam beralasan sopan pantun dianggap baik. Apakah Ken memahami mana yang mayoritas dan minoritas? Bisa kamu pahami bahwa sesuatu yang mayoritas bersifat 'mengontrol’, sedangkan minoritas adalah mereka yang memahami esensi dari situasi tertentu, mempertimbangkan apa yang diketahui untuk kemudian diterjemahkan sebagai sebuah sikap serta dibumbui oleh rasa keberanian. Seperti yang tadi mama contohkan di dunia pendidikan, murid yang mengacungkan tangan ketika ia tidak paham materi dianggap tidak sopan menurut mayoritas, sedangkan dorongan dari murid tersebut merupakan kompilasi dari pengetahuan dan sebuah sikap mental, di sisi lain perlu kamu ketahui, inilah budaya timur yang tidak enakan dengan orang lain.

Terakhir, mama ingin menjelaskan sedikit mengenai mayoritas dan minoritas pada hal lain. Mayoritas dan minoritas bisa disambungkan kepada sesuatu yang bersifat idealis. Mama ambil contoh lagi di dunia pendidikan, dunia akademik. Contoh yang mama jelaskan ini beraroma bisnis dan idealis. Mama akan membawa kamu menyelam lebih dalam kepada ilmu psikologi. Pada prosesnya dalam menyusun kasus-kasus unik mengenai Histeria, Freud banyak pertentangan dari berbagai pihak. Hanya pihak-pihak tertentu yang mendukung perjuangan Freud terhadap metode yang sudah diketemuinya sendiri bernama Hipnosis yang memisahkan diri dari gangguan-gangguan secara patologis. Pada saat itu, psikologi masih kental mendiagnosis pasien hanya sebatas memeriksa gejala-gejala yang tampak pada fisik. Belum mengenal adanya alam bawah sadar. Freud berjuang untuk itu, menghadirkan metode yang lebih akurat untuk menyelesaikan kasus dalam hal ini kasus Histeria. Singkatnya, metode yang dipakai Freud atau disebut dengan hypnosis ini membuka perlahan alam bawah sadar pasien untuk menayangkan ulang pengalaman-pengalaman yang bersifat traumatis yang telah terlupakan pada alam sadar. Sikap Freud yang ditunjukkan melalui gambaran kehidupannya saat itu pada film berjudul ‘Freud’ di Netflix adalah sosok yang berani berpendapat atau berkomentar atas sesuatu yang dijelaskan dari Profesor Meynert, kepala dokter psikiater di rumah sakit tempat Freud bekerja. Di antara rekan kerjanya yang manut, hanya Freud yang berani mengutarakan metodenya, mengambil resiko besar untuk ikut terlibat lebih dalam terhadap pasiennya yang mengalami Gangguan Disosiasi.

Mama tidak keberatan jika harus menonton ulang bersama Ken untuk Ken lebih paham lebih dalam apa yang akan didapatkan pada seseorang yang kokoh pada pendiriannya tanpa mengikuti kebanyakan orang.

Dari contoh yang mama ceritakan Nak, kita dapat mengambil insight lebih dalam terhadap tokoh-tokoh besar dunia ketimbang mengenal mereka hanya sebatas tokoh terkenal. Di balik itu, ada wawasan yang begitu luas, kemampuan mengambil sikap berbeda dari orang lain, kuat dalam value dan memiliki prinsip dalam hidup, memiliki tujuan yang ingin dicapai, serta tidak mudah goyah dalam mencapai tujuannya tersebut. Jika kita balik lagi kepada cerita Freud, bapak Psikologi tadi, Nak. Apa jadinya jika Freud hanya menyimpan kebenarannya sendirian? Efeknya besar Nak, tidak ada yang namanya konseling pada jaman saat ini. Tidak ada buku-buku referensi psikologi yang menjadi kontribusi besar dalam cabang ilmu tersebut.

Sebelum mama lanjutkan cerita mengenai apa yang telah mama lalui disertai contoh-contoh yang mama dapatkan dari berbagai referensi, sampai cerita ini mama ingin kamu pahami bahwa dunia yang terlihat saat ini penuh dengan muslihat, untuk menjadi sesuatu yang benar begitu banyak tantangannya sehingga perlu mental yang kuat dan pribadi yang resilien.

Komentar

Postingan Populer