Selamat Menjadi Ibu! Trauma Baru Pasca Melahirkan Sectio Caesarea alias Operasi Sesar!

Hola, kembali lagi di blog kali ini. Udah memasuki pekan ke 5 dan besok tanggal 5 November, Keindzriel berusia 1 bulan!

Baru juga berada di pekan ke-5 tapi masih saja terbayang saat-saat prosedur operasi akan dilakukan. Dimulai pada saat malam hari diantar oleh penjaga kos ke puskesmas untuk melihat pembukaan apakah sudah maju atau belum, kemudian bidan segera bertindak merujuk ke RS terdekat yang menerima BPJS. Masih terbayang saat-saat diriku di kursi roda dan memasuki ambulan, ditemani oleh ibuku yang mengelus-ngelus kepala dengan lembut dan mengucapkan kalimat-kalimat doa islami. Terekam betapa hebohnya suara sirine ambulan yang membawaku menuju rumah sakit. 

Malamnya, aku menunggu kedatangan kekasihku untuk menemaniku lahiran. Dari jam 19.00 aku masih merasakan betapa sakitnya perut karena kontraksi, perutku dipasangi alat rekam jantung janin. Tangan sebelah kiriku diinfus, aku dipasangi selang oksigen. Sekitar di jam 21.00 perawat datang untuk mengambil darah. Entah berapa banyak tusukan jarum yang menjalar di kedua lenganku. Merasakan sakit ditambah kontraksi perut yang semakin menjadi, lemas tak berdaya namun tetap kuat. 

Jam 23.00 kekasihku datang, menemaniku hingga persalinan tiba. Di jam 04.30 aku sudah disiapkan untuk masuk ke dalam ruang operasi. Kala itu udara pagi sangat menyengat dan rasanya selain orang tuaku saja yang menunggu, hadir juga malaikat maut yang siap menjemputku kapan saja. Memasuki ruang operasi saat itu rasanya antara hidup dan mati, sudah berpasrah sepenuhnya. 

Di dalam ruang kamar pra-operasi, bajuku dilucuti dan diganti baju khusus, aku ditidurkan di ranjang rumah sakit. Badanku sudah gemetar, tak henti-hentinya kurapalkan sholawat dan syahadat serta beberapa ayat suci Al-Qur'an yang kuhafal. Diriku sudah berpasrah kepada Allah Tuhan YME. Baik nanti aku berpulang, yang penting harapanku cuman satu, anakku selamat dan hidup dengan jalannya sendiri. 

Udara pagi itu dingin sekali ditambah pendingin ruangan yang semakin menusuk hingga tulang membuat badanku gemetar tak karuan. Selang beberapa menit berikutnya, petugas membawa ranjangku ke dalam kamar operasi dan kulihat hanyak sekali yang bertugas di sana. Sekitar 8-10 orang. 

Sebelum operasi di mulai, aku duduk memeluk bantal untuk menerima bius lokal di tulang belakang dekat ekor. Rasanya menyakitkan, ngilu, nyeri dan ingin patah. Kemudian aku tiduran, dipasangkan kain untuk menghalangi pandanganku tertuju ke perut. Mulai kurasakan kebas di area bawah dada hingga ujung kaki. Aku hanya mendengar suara gesekan antar alat persalinan. Badanku masih gemetar seperti orang terkena setruman. Pandanganku tidak kosong, mulutku masih senantiasa melanturkan ayat-ayat dan doa harapan. Aku menarik nafas perlahan dan menghembuskannya. Memfokuskan pikiranku untuk menenangkan diri dan memikirkan rasa tidak sakit dan tenang. 

Tiba puncaknya ketika anakku mulai muncul ke dunia, kurasakan perut bagian atasku ditekan begitu keras untuk mengeluarkannya. Begitu selesai, kudengar tangisan lembut dari anakku, dokter bilang anakku laki-laki. Terharu sekali, perasaan hangat itu menyentuh hatiku. Tapi aku masih belum bisa menangis. 

Setengah jam setelahnya aku berada di ruang yang sama dengan anakku, hanya dipisahkan dengan box ranjang yang berbeda. 

Singkatnya, sebulan yang lalu tepatnya tanggal 05 Oktober kemarin, sejak setelah itu banyak sekali perubahan termasuk susunan kejadian traumatis di kepalaku. Banyak sekali timbunan trauma di kepala dan memoriku. Yang paling membekas adalah operasi sesar, betapa sakit dan tiba-tiba menangisnya diriku ketika sekilas mengingat prosedur dari awal persalinan hingga selesai. 

Namun sekarang, melihat tumbuh kembang anakku yang melebihi milestone bayi-bayi seusianya, perlahan-lahan trauma itu memudar, rasa-rasa lelah yang tiap hari dirasakan juga ikut memudar tiapkali wajah anakku tertangkap mata bulatku. Betapa polosnya. Juga mengundang rasa haru ketika mengingat-ingat perjuangan melahirkan saat itu. Betapa terharu dan terbaharuinya diriku menjadi seorang ibu []

Komentar

Postingan Populer